Tampilkan postingan dengan label Series. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Series. Tampilkan semua postingan


★ 9,8 / 10

Series yang diluncurkan pada tahun 2018 ini bercerita tentang 5 bersaudara yang besar di rumah berhantu yang diteror kembali saat salah satu dari mereka kembali ke rumah tersebut setelah bertahun tahun meninggalkan rumah tersebut dan akhirnya bunuh diri di sana. Kejadian ganjil mulai menimpa satu persatu dari mereka sampai akhirnya membongkar misteri apa yang sebenarnya meneror mereka selama ini.

Well could say this series is amazing! Hampir tanpa celah disetiap episodenya. Series ini seperti kuat disegala aspek. Story? Series ini sebenarnya menawarkan cerita mainstream yaitu keluarga di rumah berhantu, tampak mainstream sekali mengingat sudah bnyak sekali tayangan yg mengangkat tema ini. Tetapi bagian yg menariknya, series ini bukan berfokus pada kejadian dirumah tersebut, tetapi apa yang terjadi setelah bertahun-tahun mereka meninggalkan rumah tersebut.


Plot di series ini adalah maju mundur dengan memperlihatkan masalah di masa sekarang lalu dihubungkan dengan kejadian ganjil waktu mereka kecil dirumah tersebut. Berbagai kepingan 'hint' ending cerita seolah ditabur disela sela cerita. Bahkan gw sendiri gak nyangka ternyata apa yang jadi poin penting dari series ini selama ini ada didepan gw.

Selain itu series ini menawarkan beberapa plot twist yang ajib dan seru banget. Bukan semacam plot twist yg bikin lu keheranan tpi semacam plot twist yg bikin lu puas sambil brkata "loh ternyata selama ini begini toh". Sebagai serial horor, well i could say ini sukses banget menghadirkan sisi misteri dari materi yang ada.

Cinematography?
First i can tell you tone film ini cocok banget. Dengan tone yang low saturation dan kebanyakan scene gelap, suasana suram berasa banget di series ini. Lalu kalo kalian pernah nonton Daredevil season 3 kalian bakal tau di eps 4 ada one-take long shot di koridor. Series ini juga gamau kalah. Di eps 6 ada one-take long shot sekitar 17 menit yang memuat pertengkaran antara keluarga di rumah duka. Well teknik pengambilan gambarnya keren banget.

Satu poin plus lainnya series ini menawarkan gambaran setan yang baru dan inovatif (dan memang beberapa bkin merinding) bukan cuma sekedar setan wanita berbaju putih berambut panjang.
Ada satu hal lain lagi yg gak bisa saya ungkap karena mungkin bakal spoiler. Di episode ke-3 dari series ini menampilkan sebuah detail cerita yg bkin saya berdecak kagum yang bikin saya makin tertarik buat lanjutin series yang berjumlah sepuluh episode ini.

Overall ini recommend bget gaes! I just hope i can give perfect score!




Selain film, perlu anda tau bahwa pihak Marvel juga mengembangkan serial televisinya yang secara tidak langsung terikat dengan Marvel Cinematic Universe. Artinya fenomena yang ada di film dan kejadian yang ada di serial TV terjadi di satu dunia yang sama. Mayoritas serial televisi Marvel Cinematic Universe memperoleh kritikan yang bagus dan pujian. Berikut ada daftar serial televisi yang tergabung di dalam Marvel Cinematic Universe.

  - Agents of S.H.I.E.L.D.


Marvel’s Agents of S.H.I.E.L.D. adalah serial televisi dari MCU yang paling terkenal. AoS sendiri sudah berjalan selama 5 tahun dari tahun 2013 sampai sekarang dengan total 5 season dan akan diperbarui menjadi enam season. Agents of S.H.I.E.L.D. menceritakan tentang keseharian para agen S.H.I.E.L.D. dalam mengatasi berbagai ancaman yang berpotensi merugikan umat manusia.
Cerita dari serial ini dimulai pasca Avengers (2012), dimana agen Phil Coulson yang terusuk oleh Loki ternyata selamat dan menjadi pemimpin grup kecil didalam agensi tersebut. Dalam perkembangannya, AoS banyak menghadirkan konflik yang membuat penonton berdecak kagum, salah satunya dengan memperkenalkan kaum Inhumans dalam Marvel Cinematic Universe.

  - Agent Carter



Serial televisi ini tamat pada tahun 2016 dengan hanya berjumlah dua season. Serial Agent Carter menceritakan perjuangan dari Peggy Carter setelah ditinggal oleh Steve Rogers aka Captain America pasca perang dunia kedua yang menghilang. Peggy harus menentukan jalan hidupnya sendiri sementara kariernya sebagai agen rahasia terus meletakkannya dalam keadaan berbahaya.

  - Inhumans


Inhumans secara resmi mendapatkan sorotan penuh di series ini yang sebelumnya muncul sebagai bumbu di serial Agents of S.H.I.E.L.D. Inhumans menceritakan konflik keluarga Boltagon yang dimulai oleh Maximus Boltagon yang ingin mengklaim tahta saudaranya sendiri yaitu Blackagar Boltagon sebagai raja Inhumans yang berpusat di Attilan, Bulan. Serial Inhumans menuai banyak sekali kritik, terutama pada akurasi komik, acting dan juga kegagalan menciptakan suasana yang dimaksud. Banyak sekali plot hole yang terdapat di serial ini hingga akhirnya ABC membatalkan season kedua dari serial ini pada 11 Mei 2018.

  - Daredevil


Daredevil adalah serial televisi pertama dari Marvel yang mengudara di Netflix yang kemudian menciptakan dunianya sendiri. Daredevil adalah serial yang banyak dihiasi adegan kekerasan dan pertarungan taktikal yang keras. Tayang perdana pada 10 April 2015, sampai sekarang Daredevil telah mencapai season 2 dan sedang persiapan untuk syuting season ketiga.

  - Jessica Jones


Menyusul Daredevil kemudian ada Jessica Jones. Serial ini menceritakan tentang seorang detektif-alkoholik yang mempunyai kekuatan super terjerat dengan trauma masa lalunya dengan seorang pria yang bernama Kilgrave. Namun siapa sangka terror itu kembali menghampiri dirinya sehingga semua yang ada di dirinya terjebak dalam bahaya. Jessica Jones sukses menghadirkan sosok villain terbaik yang ada di Marvel Cinematic Universe yaitu Kilgrave. Tak bisa dipungkiri terror dari Kilgrave itu sendiri tidak main-main dan memang mencekam. Serial ini cocok banget buat kalian yang menyukai tone-noir.

  - Luke Cage


Luke Cage yang awalnya muncul sebagai cameo di serial Jessica Jones season 1 akhirnya mendapat serialnya sendiri. Luke Cage menyajikan kisah heroic dari  seorang Luke Cage atau yang kerap disebut Power Man dalam mengatasi masalah kriminal di Harlem. Luke Cage telah berjalan selama dua season dimana season keduanya baru-baru ini perdana dengan Iron Fist dan Colleen sebagai tambahan cameo.

  - Iron Fist


Iron Fist menceritakan tentang seorang bocah kaya yang bernama Danny Rand yang terjatuh di Nepal semasa kecil. Setelah besar dia akhirnya kembali ke Amerika untuk mengklaim perusahaan ayahnya. Kedatangannya ke Amerika justru kemudian mengundang berbagai bahaya yang mengancamnya. Iron Fist mendapatkan reaksi yang kurang memuaskan di public karena bela diri yang ada diserial ini dianggap terlalu lemah. Serial ini banyak dikritik untuk dihentikan produksi season selanjutnya tetapi nyatanya Marvel mempertahankan serial ini sampai sekarang yang sudah memasuki season keduanya.

  - The Defenders


Serial ini bisa dibilang sebagai serial team-up pertama yang ada di Marvel Cinematic Universe. The Defenders adalah puncak dari berbagai masalah yang timbul sebelumnya di serial Daredevil, Jessica Jones, Luke Cage, dan Iron Fist. Serial ini menghadirkan mereka berempat yang bekerjasama untuk menumpas kejahatan yang diulahkan oleh sebuah sekte sesat yang bernama The Hand. Tentu saja cameo dari berbagai serial tunggal juga muncul di sini seperti Colleen Wing, Foggy Nelson maupun Elektra Natchios.

  - The Punisher


Serial ini muncul karena besarnya antusias penonton pada sosok Punisher yang diperankan oleh Jon Bernthal setelah sebelumnya muncul di serial Daredevil season kedua. Karena ramainya permintaan akhirnya Punisher dibuatkan serial solonya dengan judul yang sama. The Punisher menampilkan adegan perkelahian berdarah yang mampu membuat penonton meringis sambil berdecak kagum. Serial ini sendiri akhirnya mendapatkan pujian dimana-mana dan respon yang positif.

  - Runaways


Setelah sebelumnya berfokus pada dunia orang dewasa, Marvel menciptakan serial dengan genre teenyang berjudul Runaways yang mengadaptasi komik Marvel dengan judul yang sama. Sesuai judulnya, Runaways yang berarti pelarian, serial ini menceritakan tentang sekelompok remaja yang menjadi superhero karena ingin menentang orang tuanya yang merupakan sosok jahat. Season pertama dari serial ini mengudara pertama pada 21 November 2017 yang berjumlah 10 episode. Pada awal Januari 2018 akhirnya diumumkan bahwa serial ini akan mendapatkan season kedua.

  - Cloak and Dagger



Menyusul Runaways, Cloak and Dagger merupakan serial teen kedua dari Marvel Cinematic Universe yang berfokus pada dua remaja yaitu Tyrone Johnson dan Tandy Bowen yang kelak dikenal dengan Cloak and Dagger. Keduanya secara tidak sengaja terikat secara takdir setelah terkenal ledakan radiasi yang mengubah keduanya menjadi manusia super. Serial ini juga mampu menyajikan konflik sosial seperti rasisme yang ditata dengan baik sebagai selingan dari aksi super dari Cloak dan Dagger sendiri.

★ 8,5/10
Meet the most charismatic hero in Marvel Cinematic Universe, Jessica Jones!

Setelah sempat mendapat banyak pujian lewat season 1 nya yang luar biasa, Jessica Jones kembali mengudara di Netflix dengan season 2 nya. Season 2 Jessica Jones lebih menjelaskan konsep cerita yang lebih luas, apa yang selama ini tersembunyi dan tak nampak di season 1. Jessica Jones season 2 bukan hanya berfokus tentang Jessica Jones, tetapi juga tentang orang yang ada disekitar Jessica yang memberi pengaruh kepadanya.

Kita akan dibawa kemasa lalu yang kelam lewat banyak kilas balik yang menjelaskan bagaimana Jessica waktu muda, ataupun mengapa Jessica bisa mendapat kekuatannya. Dibuka dengan Jessica yang kembali ke kehidupan biasanya, seorang detektif yang sekaligus pencandu alcohol, setelah lepas dari terror Kilgrave di season sebelumnya. Namun siapa sangka kehidupan normalnya harus berakhir ketika seorang anak yang ternyata mempunyai kekuatan super tiba-tiba muncul didepannya dan terbunuh.

Jessica merasa bertanggung jawab atas kematian anak tersebut dan berusaha menemukan tabir dibalik misteri tersebut yang mana nantinya juga akan menyangkut dirinya dan membuka pertanyaan terbesar dalam hidupnya yang selama ini dia pertanyakan. Misteri tersebut ternyata mengarahkan dirinya ke ancaman yang berbahaya. Seperti yang saya katakan sebelumnya, season 2 berusaha menjelaskan apa yang buram di season pertama dengan perluasan aspek. Season kedua Jessica Jones menonjolkan humanitas dari Jessica Jones dan seolah menyerukan 'Jessica Jones juga seorang manusia'. Kita akan mengetahui bahwa Jessica tidak seperti itu, Trish tidak seperti ini dan itu sebenarnya tidak selalu begitu. Some plot change have power here.

Kita akan melihat perkembangan plot dan karakter yang signifikan di season kedua ini, dalam arti perkembangan ke arah positif. Bagaimana gejolak watak tiap pemeran berubah menjadi sesuatu yang tidak kita perkirakan sebelumnya. Siapa sangka ternyata Trish mempunyai masa lalu yang sangat kelam yang akhirnya mengubahnya menjadi salah satu karakter yang menjengkelkan di season kedua ini. Semua percepatan pengembangan karakter tersebut sepertinya untuk persiapan season selanjutnya.




Bicara tentang tone, season kedua ini agak berbeda dengan season pertamanya. Jika season pertama penuh dengan nuansa thriller-noir, maka season kedua ini lebih bervarisasi. Banyak adegan drama yang ditampilkan yang mampu menyampaikan emosi yang luar biasa. Minusnya feel dari genre thriller banyak berkurang. But it’s okay, ketambal sama konflik yang kompleks. Endingnya bagus, good point karena tidak menggantung. Overall season kedua ini pengembangan yang jauh berkembang dari season pertamanya dengan menambahkan banyak warna kedalamnya.

Adakah yang menantikan season ketiganya selain saya?

American Horror Story adalah sebuah serial televisi dari Amerika Serikat bertema horror yang dibuat dan diproduseri oleh Ryan Murphy dan Brad Falchuk. Series ini merupakan series antologi dimana setiap seasonnya diberikan cerita dan watak peran yang berbeda. Saat ini, American Horror Story sudah berjalan sebanyak 7 season (Murder House, Asylum, Coven, Freak Show, Hotel, Roanoke Dan Cult).

Beberapa bulan yang lalu, produser sekaligus pembuat dari American Horror Story membagikan sebuah kiriman yang menarik di akun instagramnya. Ryan Murphy mengunggah sebuah foto sebagai berikut



Ryan Murphy seolah mengungkapkan rahasia konsep cerita American Horror Story. Dan yup! American Horror Story dibuat berdasarkan 9 Circles of Hell atau Sembilan lingkaran neraka. Buat kalian yang penasaran apa sih 9 Circles of Hell itu dan bagaimana hubungannya dengan American Horror Story, yuk simak dibawah ini

9 Circles of Hell adalah sebuah ide dan pemikiran yang muncul pertama kali pada puisi kuno Divine Comedy pada abad 14. Isinya menceritakan Dante, yang berpetualang  menjelajahi neraka dan menemukan bahwa neraka terbagi atas 9 lapisan.


  1.  Limbo – Murder House
Yaitu ketiadaan harapan, menceritakan para jiwa dan setan yang terperangkap dalam Murder House kehilangan harapan untuk pergi dari sana

  2.  Lust – (belum diketahui)

  3.  Gluttony – Hotel
Yaitu rakus. Rakus dalam season Hotel ditunjukkan dari sifat Countess atau ratu vampire yang diperankan oleh Lady Gaga. Diceritakan bahwa Countess dan pasangannya memangsa manusia tiap malam untuk meminum dan menghamburkan darahnya di kamar hotel miliknya.

 4.  Greed – Freak Show
Greed berarti pelit. Pelit menjadi isu utama dalam American Horror Story season 4 : Freak Show, baik para masyarakat yang pelit karena latar waktu era pertengahan maupun kondisi pengelolaan sirkus yang pelit.

  5.  Anger – Roanoke
Kemarahan tampak jelas menjadi ide utama dalam Roanoke. Hal ini dibuktikan dengan invasi para masyarakat lokal yang membantai para pendatang di Roanoke dikarenakan isu kemarahan mereka. Peristiwa penyerangan masyarakat lokal itu kembali disajikan di era modern lewat American Horror Story season 6.

  6.  Heresy – Cult
Heresy berarti bidaah yaitu kondisi dimana orang menyimpang dari ajaran agama yang ada. Cult menggambarkan isu Heresy ini dengan jelas lewat perkumpulan atau kultus fanatik yang dipimpin demi kemenangan politik belaka yang bahkan anggotanya kehilangan akal sehat sampai rela membunuh.

  7.  Violence – (belum diketahui)

  8.  Fraud – Asylum
Fraud berarti mereka yang melakukan kecurangan termasuk dengki, penipuan, dan penggemar ilmu sihir. Asylum menggambarkan kondisi fraud secara halus. Kondisi rumah sakit jiwa yang kacau menggambarkan bagaimana para penghuni didalamnya membuat kecurangan satu sama lain. Termasuk menipu, berkhianat, dan bahkan menjebak orang lain.

  9.  Treachery – Coven
Lapisan yang terakhir adalah Treachery atau pengkhianatan. Pengkhianatan ditampilkan berulang kali dalam season ketiga American Horror Story. Para penyihir saling mengkhianati dan saling membunuh satu sama lain untuk merebut gelar supreme, bahkan hubungan antara manusia dan penyihir juga sama.


Masih ada 2 topik dari 9 Circles of Hell yang masih belum diangkat menjadi isu cerita dan tampaknya kedua isu tersebut nantinya akan dipakai oleh Ryan Murphy sebagai konsep season berikutnya. Kita tunggu saja!

Bukan rahasia lagi bahwa Game of Thrones adalah serial televisi paling popular di dunia. Dengan jumlah penonton yang fantastis dan budget film yang luar biasa, Game of Thrones menunjukkan dirinya berada di kelas yang berbeda dengan serial televisi lainnya.

Dalam perjalanannya selama 7 season, ada 7 momen yang dipilih oleh para penonton sebagai adegan yang paling epik karena mampu menghadirkan goosebump yang luar biasa. Berikut 7 momen tersebut:

1.  Season 6 Episode 9 : “Battle of the Bastard” – satu lawan semua

Ending season 6 dipilih oleh banyak orang sebagai salah satu adegan terbaik di serial Game of Thrones. Episode 9 season 6 Game of Thrones menceritakan perjuangan Jon Snow dan pasukannya dalam merebut wilayahnya kembali serta menyelamatkan adiknya dari Ramsay Bolton. Jika yang mengikuti serial ini pasti tau bahwa Jon Snow dihidupkan kembali. Battle of the Bastard membuat semua penonton merinding dan penasaran apakah kematian Jon Snow akan berulang ketika dirinya sendiri berjuang melawan sekelompok pasukan Ramsay. One man army!

2.  Season 6 Episode 10 : “The Winds of Winter” – Cersei yang luar biasa


Cersei Lannister adalah salah satu tokoh utama yang paling terkenal di serial Game of Thrones. Cersei yang dikenal dengan pemimpin yang egois dan tak kenal rasa takut, dipaksa untuk tunduk dibawah kekuasaan High Sparrow. High Sparrow mengendalikan seluruh kerajaan dengan dalih membawa kedamaian dalam misi keagamaan. Bahwa semua pejabat kerajaan tidak mampu menyelamatkan Cersei ketika dirinya disiksa oleh High Sparrow. Ketika hukumannya selesai, dirinya merencanakan pembunuhan massal kepada seluruh anggota High Sparrow dan BOOM!! Cersei show no mercy again! Cersei goes bad-ass again!

3.  Season 5 Episode 6 : “Hardhome” – Invasi zombie


Pertempuran di Hardhome diklaim sebagai salah satu pertarungan paling epic antara para manusia dan para white walkers. Jon Snow dan pasukannya yang menawarkan gencatan senjata terhadap para wildlings diinvasi oleh para white walkers. Pertempuran tidak dapat dihindari dan tentu saja, pasukan Night’s King menang. Untuk pertama kalinya di episode tersebut, Game of Thrones menyajikan pasukan zombie yang ganas secara massif.

4.  Season 3 Episode 9 : “The Rains of Castamere” – Red Wedding


Red wedding adalah momen paling menyayat hati dari seluruh adegan di Game of Thrones. Seluruh kaum North yang dipimpin oleh Robb Stark dibantai habis-habisan dalam gerakan pemberontakan. Baik Robb Stark, istrinya dan ibunya Catelyn Stark dibunuh dengan kejam. Episode ini menghadirkan plot-twist yang luar biasa mengagetkan dan sukses membuat para penonton merasa sedih ikut terluka.

5.  Season 1 Episode 9 : “Baelor” – kematian Ned Stark


Untuk yang satu ini saya yakin 100% semuanya pasti kaget. Adegan kematian Ned Stark adalah adegan spektakuler paling pertama yang ditampilkan di Game of Thrones. Adegan Ned Stark yang dipenggal di akhir season 1 menandakan dimulainya perang perebutan tahta di King’s Landing. Semua penonton pada saat pertama menonton serial ini pasti akan mengira bahwa Ned Stark adalah antagonis utama. Namun, hal tersebut terpatahkan lewat adegan yang bahkan tidak terpikirkan ini. SHOCK!!


Dari semua momen epik  Game of Thrones, yang mana favoritmu?
★ 9,50 / 10,00
oleh Zaky

My Mister bercerita tentang Park Dong Hoon seorang pria mapan berusia empat puluh tahunan dengan background keluarga baik-baik yang bekerja di sebuah perusahaan rekayasa struktural, tak seperti yang terlihat, sebenarnya dia memiliki problematika hidup yang berat baik dalam keluarga maupun tempat kerjanya, dalam timnya ada karyawati kontrak bernama Lee Ji An, seorang wanita pendiam berusia dua puluh tahunan dengan masa lalu yang kelam dan beban hidupnya yang bisa dinilai terlalu berat bagi anak seusianya. Singkat cerita, mereka mulai mengobati rasa sakit masing-masing dan mencari kebahagiaan sejati.

Ini adalah tentang manusia dengan luka mereka yang selalu basah dan tampak tiada terobati, ini adalah tentang bagaimana seseorang menemukan kebahagiaan dan rasa nyaman yang berhak dimiliki siapapun. Dalam drama ini tak akan ditemukan seorang yang benar-benar putih pun seorang yang benar-benar hitam. Manusiawi. Kita, para penonton, diperkenalkan dengan berupa-rupa karakter manusia dengan segala kealpaannya, drama ini seakan mempersilakan kita menilai sendiri bagaimana sejatinya setiap karakter yang ada dalam drama ini. Meskipun demikian, My Mister bukanlah drama yang cengeng, ia tidak mengurung penontonnya pada situasi pesimistis dengan penderitaan yang tiada ujungnya. Kita para penonton diberikan kesempatan berpikir tentang solusi yang seharusnya diambil oleh setiap karakternya.


Kekuatan utama yang dimiliki My Mister adalah bagaimana drama ini membangun suatu ikatan kuat antara kita dan setiap karakternya bahkan yang berstatus supporting character sekalipun, seperti Kwang Il si antagonis, sangat jarang bisa menemukan drama yang membuat kita bersimpati dengan karakter villain. Para penonton seakan dijamu dengan hidangan alakadarnya di dalam kehidupan mereka, yang mau tidak mau, suka atau tidak, kita harus menikmatinya. Adalah sebuah kekeliruan ketika ada yang berkata bahwa drama ini tidak mengandung unsur romance. Ini adalah kisah cinta yang sesungguhnya antar manusia, ketika mereka saling mengerti satu sama lain dan berbagi suka dan duka.

Drama ini mungkin tidak akan seistimewa itu tanpa para assemble cast yang diisi oleh para artis veteran maupun pendatang baru yang bermain sangat apik, tak terbayang jika karakter Dong Hoon tidak diperankan oleh Lee Sun Gyun, juga Lee Ji An yang dengan mengejutkannya diperankan sangat apik oleh IU/Lee Ji Eun, mengingat track record idol actress yang biasanya cenderung mengecewakan dalam berakting. Chemistry yang dibangun antara mereka berdua serta karakter lain sangat kuat terikat tanpa kendur.

Kurang lengkap rasanya jika tidak membicarakan seorang Kim Won Suk di bangku sutradara, lewat drama ini dia kembali mengukuhkan namanya sebagai salah satu sutradara drama terbaik Korea Selatan, naskah karya penulis Park Hae Won yang dimiliki My Mister sebenarnya sangat sederhana, tapi dengan begitu luar biasanya formula sederhana tersebut diracik sedemikian rupa menjadi tontonan level tinggi, sang sutradara dengan hebatnya mengemas dialog dan adegan sederhana menjadi begitu kuat, contoh kecilnya adalah ketika Lee Ji An untuk pertama kalinya mengucapkan terimakasih, lihatlah bagaimana adegan tersebut membuat para penonton terpaku dengan mata "gerimis". Sang sutradara juga berhasil menghidupkan suasana kantor seperti apa yang dilakukannya di Misaeng hanya saja disini, beliau memiliki opsi set lokasi yang lebih bervariasi. Pengambilan latar belakang cerita yang banyak dilakukan pada malam hari di musim dingin semakin menguatkan atmosfer kehidupan yang berat nan kelam.


Poin lain yang menjadikan drama ini spesial adalah keberhasilannya mengangkat isu-isu hangat yang berkembang dalam sosial masyarakat dewasa ini, seperti betapa kerasnya kehidupan di Korea, konflik dalam berumah tangga, persaingan kotor di dunia kerja, kesenjangan sosial, hubungan orang tua dan anak, peluang kerja yang sempit bagi sarjana, pahit manis berkecimpung di industri hiburan, bahkan hal-hal remeh seperti hubungan sunbae hoobae yang cukup sensitif dalam kultur Korea serta beberapa isu lainnya yang disajikan secara realistis dalam bentuk dialog ringan dengan selipan dark comedy yang menggelitik dan konflik-konflik yang cukup intens antara para karakter dalam drama ini.

My Mister atau Naui Ahjussi, betapa pun bagusnya drama ini, bukan berarti tanpa kekurangan, ada beberapa celah yang mungkin mengganggu atau setidaknya membuat kita mengharapkan lebih, seperti eksplorasi sebagian karakter yang terkesan kurang digali lagi, padahal jika seandainya lebih dieksplor akan berpotensi menguatkan cerita. Akan tetapi terlepas dari kekurangan tersebut, itu tidak begitu mengurangi keistimewaan drama berjumlah enam belas episode ini.

Overall, My Mister adalah salah satu sajian paling spesial bagi pecinta serial Korea tahun ini, menontonnya akan memberikan sensasi tersendiri, seperti menyeruput segelas kopi panas di musim penghujan, setiap episodenya merupakan kehangatan dan rasa pahit yang menyegarkan. Drama ini menegaskan kepada kita bahwa setiap manusia, sekelam apapun masa lalunya, betapa pun berat beban hidup yang dijalaninya mereka semua memiliki hak yang sama untuk menemukan rasa nyaman dan kebahagiaan.

thanks for Zaky untuk reviewnya~

Berbicara tentang hiburan, Thailand emang melegenda banget dengan yang namanya horror. Tercatat beberapa film horror dari Thailand mendapat perhatian yang luar biasa, contohnya 4Bia. Akan tetapi ada satu serial TV horror yang bagus menurut saya namun jarang terpublikasi. ThirTEEN Terrors nama dari serial TV tersebut.

Kita pasti pernah mendengar cerita seram tentang sekolah kita kan? Entah itu cerita bahwa sekolah kita bekas rumah sakit atau tempat penampungan mayat waktu perang? Tentu seram sekali waktu membayangkannya. Nah, ThirTEEN Terrors mengambil inti dari hal tersebut dan mengubahnya menjadi cerita horror yang epic dan keren banget. ThirTEEN Terrors menceritakan keadaan dimana di setiap sekolah yang selalu mempunyai cerita yang menyeramkan dan menjadi legenda di sekolah. Baik itu cerita yang masih menjadi mitos dan belum terungkap atau yang menjadi terror bagi para siswa di sekolah tersebut.


ThirTEEN Terrors diproduksi oleh GTH yang namanya sendiri mungkin sudah kalian kenal jika kalian pecinta film Thailand. GTH memang selalu piawai dalam membuat, mengolah dan memproduksi tiap filmnya. Begitupun dengan serial TV yang satu ini. ThirTEEN Terrors sesuai namanya mengambil sudut pandang para remaja dalam menghadapi banyak kasus supranatural di sekolahnya. ThirTEEN Terrors berjumlah 13 episode dengan tiap episode memiliki cerita yang berbeda. Uniknya, sutradara untuk tiap episode berbeda juga sehingga di serial TV ini ada 12 sutradara, dengan pengecualian ada 1 sutradara yang mengelola 2 episode.

13 episode yang menayangkan 13 cerita berbeda yang fokus pada kasus supranatural, bisa saya bilang ceritanya begitu fresh. Ide ceritanya yang beragam oke banget untuk ditonton dengan tiap episode berbeda dan beragam yang diisi dengan plot twist yang pasti bikin kaget. Beneran loh, ceritanya bagus untuk ukuran serial TV yang hanya mempunyai limit +-1 jam tayang. Untuk ukuran keseraman mah gak diragukan lagi, GTH gitu loh, studio yang tidak main main. Bahkan beberapa adegan ‘gore’ ditayangkan dengan baik.

Uniknya lagi, akan akan full melihat cast dari serial TV Hormones series di sini. Yup, Hormones series yang terkenal itu. Mungkin karena masih satu rumah produksi di GTH. Oleh karena itu kita bakal berasa nonton spin-off dari Hormones series dengan citarasa seram. Waah kebayangkan serunya!

13 episode dalam ThirTEEN Terrors
Untuk episode ThirTEEN Terrors, berikut ada daftarnya!
  1. Wanida
  2. Our Death
  3. The Jinx
  4. Unsolicited Calls
  5. Grandfather Som
  6. Alluring Abomination
  7. A Night of Disobedience
  8. Spy Cam
  9. Ignorance is Bliss
  10. The Stains
  11. Roommates
  12. The Melodies
  13. The Blue Hour

Ada beberapa episode favorit saya yaitu episode 5, 8, 9 dan 10. Episode 9 the best lah menurut saya, unsur seramnya yang paling dapat dan mencekam ya di episode tersebut. Dan walau series ini tayang 2015 silam yang artinya sudah 2 tahun lalu, tetap saja ini worth to watch dan harus masuk dalam watch-list kalian! Selamat menonton!
★ 7.00 / 10.00

Serial TV Riverdale adalah serial televisi drama remaja yang berfokus pada kejadian-kejadian di kota Riverdale . Riverdale sendiri diadaptasi dari komik yang diterbitkan oleh Archie Comics.

Riverdale menceritakan kisah hidup dari para remaja yang ada di kota Riverdale. Dimulai dengan misteri kematian salah satu murid kesayangan para guru yaitu Jason Blossom yang tewas di sungai Highriver. Misteri kematian dari Jason kemudian mulai membongkar satu demi satu misteri lainnya yang ada di kota Riverdale.

Porsi drama dari serial televisi Riverdale lebih banyak daripada misterinya sendiri. Oleh karena itu, topik cerita utama dari Riverdale bukan hanya seputar isu misteri kematian Jason Blossom dan menemukan pembunuhnya. Tetapi Riverdale menceritakan plot yang lebih dari hal tersebut seperti bagaimana kehidupan normal pada remaja di Amerika.


Riverdale sukses menggabungkan unsur misteri dan drama dengan baik. Riverdale menunjukkan cara bagaimana isu dan masalah para remaja bisa terhubung dengan plot utamanya, yaitu kematian Jason Blossom. Seperti kisah Archie Andrews yang mengejar karier musiknya, ataupun Betty Cooper yang berjuang melawan isu sosial untuk menegakkan kaum minoritas di Riverdale. Selain itu pengembangan dan perwatakan tiap karakter unik dan berbeda, membuka kita tertarik untuk terus mengikuti series ini.

Lalu untuk aktingnya sendiri, karena Riverdale disegmentasikan untuk para remaja, maka pemain yang dipakai pun sekedar aktor kelas B. Aktingnya biasa saja dan di beberapa bagian justru kelihatan cheesy. Seperti emosi dari Veronica Lodge yang gampang sekali menguap. Selain itu Riverdale ditabur dengan sejumlah plot jump dan plot hole di sepanjang episodenya. Hal itu benar-benar mengganggu.


Hal lain yang menjadi minus dari serial televisi Riverdale adalah kesan bertele-tele yang diciptakan lewat penyampaian cerita yang agak lambat. Pacingnya lambat dan seolah-olah mengambil langkah demi langkah dengan kadang kadang melompat untuk bisa mempercepat alur yang akhirnya malah menciptakan plot hole.


Konklusinya Riverdale adalah serial televisi barat yang layak untuk ditonton kok. Dengan misteri yang bikin penasaran dan drama remaja yang gregetan. Happy watching!

Jika kalian pencinta series televisi barat seperti Stranger Things ataupun 13 Reasons Why pasti sudah tidak asing dengan nama yang satu ini, Netflix. Meskipun telah banyak mengeluarkan produk tontonan, kenyataannya masih banyak yang belum mengenal Netflix dengan baik.

Netflix adalah jaringan televisi internet yang sudah ada sejak 20 tahun yang lalu. Netflix dirintis pertama kali oleh Reed Hastings dan Marc Randolph pada 29 Agustus 1997. Namun pada saat itu Netflix hanya beroperasi pada jaringan local saja. Pada tahun 2007, Netflix memperluas usahanya dengan menyediakan layanan streaming dan pada tahun 2010 akhirnya mereka mengudara secara global. Kini Netflix sendiri sudah beroperasi hampir diseluruh belahan dunia, kecuali China tengah, Suria, Korea Utara, dan Crimea.

Netflix awalnya bergerak dibidang penyewaan tayangan, artinya semua tayangan yang disediakan bukan hasil produksinya. Netflix hanyalah pengepul dari tayangan tersebut. Baru pada tahun 2012 Netflix merambah pada dunia produksi tayangan dengan meluncurkan series tv buatan pertamanya, Lillyhammer. Kemudian pada tahun 2013, serial tv asli original Netflix, House of Cards diluncurkan. Sejak saat itu, tagline ‘Netflix Original’ terus meluas karena Netflix makin produktif menciptakan tayangannya sendiri. Tercatat Netflix sendiri sudah merilis sekitar 126 film dan series original di tahun 2016, lebih banyak dari saingannya.


Pada Januari 2018, tercatat Netflix memiliki sekitar 117,58 juta subscriber yang membayar untuk tayangannya di seluruh dunia dengan pendapatan bersih sekitar US$ 559 juta pada tahun 2017. Meskipun merupakan jaringan tayangan berbasis internet, bukan berarti produk original yang ditayangkan oleh Netflix bisa dipandang sebelah mata, contohnya Okja dan What Happened to Monday yang menuai banyak pujian. Netflix sendiri disukai karena mampu menyajikan tayangan yang berbeda, unik dan berani. Sebut saja Stranger Things ataupun Black Mirror yang disukai oleh banyak sekali penonton dipenjuru dunia dan masuk ke dalam top 10 tv series oleh IMDb.


Apa kalian juga fans dari Netflix? Apa tayangan Netflix favorit kalian?

Timeless adalah salah satu serial TV yang diluncurkan oleh NBC. Mengudara perdana pada tanggal 3 Oktober 2016, serial TV ini cukup mendapatkan perhatian, walau tidak setenar beberapa serial TV lainnya. Timeless adalah serial TV yang bergenre science-fiction atau sci-fi yang berpusat pada perjalanan waktu dengan sentuhan sejarah. Bercerita tentang sebuah mesin waktu yang dicuri dan menyebabkan kekhawatiran hebat, para peneliti akhirnya menugaskan seorang dosen sejarah, Lucy Preston (yang diperankan oleh Abigail Spencer); seorang mantan tentara, Wyatt Logan (yang diperankan oleh Matt Lanter); dan seorang teknisi mesin waktu, Rufus Carlin (yang diperankan oleh Malcolm Barrett); untuk mengejar sang pencuri dengan menggunakan prototype mesin waktu yang lebih sederhana dan menghentikannya.

Dari awal perjalanan mereka sudah berkomitmen untuk tidak melakukan aktivitas apapun di masa lalu yang kemungkinan berpotensi mengubah keadaan di masa sekarang. Namun karena sebuah kesalahan di awal, sejarah sedikit berubah di masa sekarang. Salah satunya keluarga Lucy Spencer, dimana adiknya menghilang. Lucy yang mendadak panik dan sedih menuntut agar adiknya dikembalikan. Dari hal tersebut dan pengejaran tanpa henti terhadap Garcia Flynn, sang antagonis yang mencuri mesin waktu, akhirnya misteri terungkap bagaimana motivasi dan kejadian sebenarnya didalam aksi petualangan waktu ini.

Saya langsung menonton serial TV yang satu ini begitu diluncurkan. Dan, episode menarik cukup menarik perhatian saya sehingga saya menyelesaikan serial TV yang satu ini dengan rutin tiap minggunya. Timeless mempunyai 16 episode, dimana setiap episodenya menayangkan sejarah yang berbeda. Setiap episode pasti dimulai dengan pemberitahuan bahwa Garcia Flynn menggunakan mesin waktu dan para tim mengejarnya. Selalu sama. Hal ini menjadi kelemahan dari Timeless. Polanya sama dan mudah tertebak, yang di beberapa kondisi membuat saya sempat bosan.

Salah satu hal positif yang saya suka dari serial TV ini adalah sejarahnya. Bisa dibilang walaupun basic dari Timeless adalah sci-fi, justru kesan sejarahnya lebih kuat. Tiap episode kita akan disajikan dengan sejarah yang berbeda, tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda. Dan harus saya akui itu menambah wawasan saya. Selain itu totalitas dari latar di Timeless juga saya suka. Mereka tidak setengah-setengah dalam menggambarkan sebuah peristiwa sejarah terjadi di masa lalu. Cara mereka menggambarkan kronologi penting yang terjadi di masa lalu terkesan epik. Hal yang menjadi nilai plus lainnya adalah serial TV ini lebih banyak menggunakan properti asli daripada CGI. Thumb up! Selain itu ada beberapa episode yang bisa membuat kita ‘hype’ juga. Buat saya sendiri, di episode 9 dimana Lucy dan Wyatt harus menyamar dan berhadapan dengan sang pasangan criminal pembunuh adalah salah satu scene terbaik.

yuk travel ke masa lalu
Oke now for the minus. Timeless ini bisa dibilang serial TV yang benar-benar ringan. Hampir tak ada tone yang mencekam ataupun yang bikin goosebump di serial TV ini. Konfliknya ringan dan polanya sama. Hal seperti ini sebenarnya berpotensi menyebabkan penonton menjadi bosan. Selain itu cerita yang terkesan bertele-tele juga menjadi hal minus di film ini. Karena polanya sama dan berulang-ulang, eksekusi cerita di dalam serial TV ini menjadi terkesan bertele-tele. Sepanjang series kita hanya disajikan fakta bahwa Gracia Flynn sang antagonis, ingin mengubah sejarah karena dendamnya. Yup cuma itu konfliknya dan terus diulang tiap episodenya, dengan setting waktu dan tempat yang berbeda. Walaupun saya harus membuat pengecualian bahwa konflik tersebut semakin lama semakin dalam sehingga membongkar konspirasi besar didalamnya.

Selain itu menurut saya serial TV ini terlalu main aman. Mereka terkesan belum berani untuk memperdalam sisi sainsnya. Padahal banyak tayangan tentang time travel yang berpusat pada sains yang sukses, seperti Time Almanac. Timeless hanya mengandalkan steorotip ‘Jangan Ubah Sejarah’, dan jika ada kesalahan, mereka akan berusaha memperbaiki secepatnya. Padahal saya menantikan mereka terjebak di dimensi lain ataupun mengalami time-loop. Kenyataannya hal tersebut tidak terjadi sepanjang series.

Lucy Preston dan Wyatt Logan

Konklusinya, Timeless tetap layak untuk di tonton. Diantara banyaknya tayangan dengan genre mainstream, setidaknya ada satu series TV yang mau menggunakan konsep time travel. Ada informasi sejarah yang bagus untuk disimak di Timeless, walaupun ada beberapa yang hanyalah konspirasi. Oh ya ada plot twist di ending dari serial TV yang satu ini. Dan tentu saja plot twist tersebut membuat endingnya menggantung. Some shocking scene. Season 2 dari Timeless sendiri akan tayang tahun 2018 mendatang.